Remember This

DOn't think to be the best.....But think to do the best.........
Whereever you live, you'll get success in the world.

Kamis, 16 Juni 2011

Satu Senyum

Beberapa hari yang lalu saya ikut sebuah kegiatan sosial di gereja. Kami mendatangi sebuah dusun yang terkena bencana merapi beberapa bulan yang lalu, dan mengadakan "pasar murah". Tidak hanya pasar murah, ada beberapa kegiatan yang kami lakukan dan saya mendapat kepercayaan menangani anak-anak. Saya diberi satu kantung besar berisi bermacam-macam permen. Saya harus membagikan permen itu kepada semua anak yang ada di sana.
Anak-anak itu menyambut saya dengan hati riang, wajah mereka dipenuhi keceriaan. Aku suka melihat mereka, kecuali satu anak yang tampak murung dan tak bersemangat. Dia berdiri di deretan paling belakang dan tampak tidak menikmati suasana. Dia hanya berdiri sambil memperhatikan setiap gerakanku.
Aku mulai membagi permen pada anak-anak itu. Satu anak mendapat 5 jenis permen yang berbeda. Cukup lelah juga menghadapi anak-anak itu. Dan tibalah giliran si "muka cemberut". Aku merogoh ke dalam kantung ajaibku, dan mencari beberapa permen di dalamnya. Tapi aku benar-benar terkejut, tidak ada apapun di dalam kantung ajaib itu. Aku bingung, tidak ingin membuat dia kecewa dan akhirnya dia akan menangis atau mungkin saja akan memukulku.
Kuhampiri dia. "Maaf sayang, permennya habis." Kataku pelan. "Tunggu di sini, kakak akan cari di sana, mungkin masih ada permen di...." Kalimatku terputus. Aku merasa tangan kecilnya menarik-narik ujung celanaku.
Aku membungkuk ke arahnya. "Ada apa?" Tanyaku penasaran.
"Kakak, duduklah!"
Aku turuti keinginannya. Dan setelah aku duduk, dia mulai menggerakkan tangan mungilnya di balik punggungku. Aku kaget, sangat terkejut hingga tak dapat berkata-kata.
"Kakak hebat sekali, pasti capek membagi permen itu tapi kakak tidak cemberut dan mengeluh."
Kaliamat itu membangkitkan 1000 semangat baru dalam diriku. Aku memang capek, tapi satu senyum di wajah anak itu sanggup meluluhkan segalanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar